Selasa, Januari 27, 2009

Berpolitik itu harus sabar

Berpolitik itu harus sabar. Salah satu contohnya dengan tidak memikirkan nomor urut, sekarang siapa yang menyangka kalau sistemnya berubah menjadi suara terbanyak, sehingga nomor urut tidak ada pengaruhnya lagi.

Pada waktu tahun 1992, waktu partainya masih PDI, saya dicalonkan menjadi anggota legislatif dapil Jawa Timur nomor urutnya 16. Waktu itu PDI hanya dapat 10 kursi di dapil Jawa Timur, saya sama sekali tidak pernah mempermasalahkan nomor urut saya, padahal kontribusi saya dibandingkan dengan calon-calon lain tidak kalah dan bahkan cukup besar untuk ukuran saat itu. Tapi nasib menentukan lain, saya jadi anggota MPR RI periode 1992-1997.

Begitu juga pada tahun 1994, pada saat saya terpilih menjadi pengurus DPD PDI DKI, saya hanya terpilih sebagai wakil bendahara di nomor urut terbawah. Tapi sejarah menentukan lain, dengan bermodalkan jabatan wakil bendahara terbawah tersebut, saya bisa terpilih menjadi ketua DPD PDI-P DKI Jakarta, karena hampir seluruh pengurus DPD PDI pada saat itu bergabung dengan PDI Kongres Medan.

Saya ini seorang nasionalis, tidak pernah membedakan seseorang dari latar belakang agama, suku, dan ras. Dalam penentuan calon legislatif yang kita pakai adalah rasionalitas politik bukan masalah agama, suku dan ras.

Kita menjadi pemimpin partai bukan untuk gagah-gagahan atau untuk dibanding-bandingkan dengan orang-orang di partai lain. Kalau mau dibandingkan dengan kondisi saya, sebagai pendiri PDI-P orang-orang yang sekarang duduk menjadi pimpinan teras di partai tersebut banyak yang dilantik oleh saya selaku Ketua DPD DKI pada saat itu. Tapi saya tidak merasa kecil hati pada saat berhenti dari PDI-P dan membentuk Gerakan Pembaruan, dan bahkan mundur dari DPR. Hal ini bisa saya lakukan, karena saya berpolitik bukan hanya dengan logika, tetapi juga dengan hati nurani, selebihnya anda bisa melihat sendiri bagaimana perkembangan kita saat ini, dan saya tetap berjuang dengan penuh optimisme.

Saya sangat mengharapkan loyalitas bukan kepada diri saya pribadi, tetapi marilah berjuang bersama-sama saya karena ide perjuangan kita sama; yaitu itu ingin mengadakan pembaruan sistem berdemokrasi di dalam partai politik dan juga ingin memperbaiki nasib bangsa ini, yang sedang terpuruk di segala bidang.


Roy B.B. Janis

1 Comment:

Anonim said...

mantap bang,ternyata saya nggak salah milih PDP sebagai tempat aspirasi politik saya. MAJU TERUS,bang.MARI REBUT KEMBALI !!!